27 Oktober 2010

Pemuda era informasi



"Sumpah pemuda, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia."


Kalimat diatas adalah bunyi dari sumpah pemuda yang diikrarkan tahun 1928 yang lalu dan di deklarasikan dengan penuh semangat gelora oleh pemuda-pemudi pada zaman itu

Kini sumpah pemuda juga masih terus di ikrarkan pada event-event tertentu, terutama pada saat peringatan hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 oktober

sumpah pemuda,pemuda,sejarah,sejarah indonesia

Pertanyaan besarnya saat ini adalah, bagaimana ruh dari sumpah pemuda itu merasuki jiwa-jiwa pemuda-pemudi era informasi saat ini, saat arus informasi yang digalakan oleh teknologi informasi membuat batas-batas globalisasi menjadi tak tampak dan tak terasa, penetrasi ideologi dan budaya global seringkali tanpa ada halangan mengitervensi kehidupan pemuda saat ini, hingga hasilnya bisa kita lihat saat ini, pemuda era informasi cenderung berbudaya global dan sedikit enggan melirik budaya lokal sebagai identitas mereka, contohnya mereka cenderung enggan menggunakan pakaian batik yang justru sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia, namun mereka enggan menggunakan batik dengan beragam alasan, mulai dari malu karena menurut mereka batik adalah pakaian untuk "kondangan" hingga mereka cenderung tidak menyukai batik dan lebih menyukai pakaian hasil budaya barat, karena mereka menganggap hal itu yang sedang trendi saat ini

Selain dari contoh batik, ada juga contoh dari selera musik, film, bahkan bahasa, pemuda era digital lebih merasa bangga jika mereka bisa berkomunikasi dengan teman-temannya dalam bahasa inggris atau bahasa luar negri lainnya, ketimbang menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar, yang lebih parahnya lagi, mereka mencampuradukkan bahasa asing dengan bahasa indonesia tanpa mempertimbangkan tataran bahasa dan aturan kata serapan yang benar dan sesuai

hal-hal semacam yang tertulis diatas ini jelas berbahaya, bukan hanya karena kita berpotensi besar melanggar sumpah pemuda yang kita ikrarkan bersama, namun yang lebih parahnya lagi, bangsa kita akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa, fundamental bangsa kita menjadi goyah dan mudah terombang-ambing mengikuti irama ombak budaya lain, jika hal itu terjadi, maka mimpi Indonesia menjadi negara yang maju dan memiliki daya tawar yang kuat di mata dunia akan hilang, hal ini disebabkan, dunia hanya akan melirik suatu bangsa karena dia itu unik dan berbeda dari mereka, serta bangsa tersebut tidak malu menunjukkan keunikan mereka.

Sebagai contoh, India, jika kita lihat film-film yang di produksi oleh sineas di India, jelas kita lihat, mereka tidak mau meninggalkan budaya bollywood mereka, bahkan untuk film mereka yang di targetkan untuk pasaran internasional seperti film "my name is khan" dan "three idiots", para sineas di India ini enggan menghilangkan ciri khas bollywood yang sudah kita ketahui bersama, bernyanyi-nyanyi dengan irama khas india dan menggunakan bahasa india juga.Hasilnya apa yang saat ini didapat india dari menunjukkan keunikan mereka? sektor perfilman mereka maju, diiringi dengan perkembangan daya tawar india di mata dunia, bahkan india menjadi salah satu basis teknologi informasi di Asia

Melihat contoh yang tertulis diatas, timbul pertanyaan, adakah relevansi dan relasi terkait film, ekonomi, teknologi yang berkembang di suatu negara dengan kemauan warga negara tersebut menunjukkan identitas mereka yang unik dan berbeda kepada dunia ? jawabannya adalah, jelas ada, karena jika suatu bangsa atau negara memiliki fundamental identitas yang kuat, maka akan muncul rasa cinta kepada bangsa sendiri dan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat pada bangsa tersebut, dan hanya bangsa yang percaya dirilah yang mampu menunjukkan siapa dia dan bagaimana dia bersikap terhadap dunia.

Lantas bagaimana kita bersikap untuk mengembalikan identitas bangsa kita yang diinginkan oleh sumpah pemuda ?

Salah satu solusinya adalah, pemuda era informasi harus mengambil alih diri mereka sendiri, mereka harus mau mengakui bahwa mereka adalah pemuda era informasi yang berasal dari NKRI, setelah itu implementasikanlah pengakuan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, misalnya-karena saat ini adalah era informasi, pemuda era informasi tersebut harus mengupdate status facebook atau di jejaring sosial lain dengan mencerminkan kecintaan terhadap indonesia, tidak mesti mengatakan terus menerus bahwa aku cinta indonesia, tapi gunakanlah bahasa indonesia yang benar dan bila harus menggunakan bahasa asing lain selain indonesia, gunakanlah bahasa asing tersebut dengan benar juga, jangan campur adukkan antara bahasa asing dengan bahasa indonesia hanya untuk menunjukkan "ke-gaulan" mereka

selain itu pemuda era informasi juga bisa mempelopori atau bergabung dalam sebuah gerakan di dunia maya yang memperkenalkan indonesia, keramahan indonesia, keunikan indonesia kepada dunia, seperti salah satu contohnya, sebuah gerakan "Get Lost in Indonesia" yang ada di jejaring sosial saat ini.

dikarenakan saat ini informasi dari seluruh dunia dapat diperoleh dengan cepat, tanpa batas, serta ekonomis dan tidak perlu menembus rimba birokrasi yang sangat rumit.... manfaatkanlah itu, hai pemuda...... zaman yang semakin digital ini seyogyanya dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, jika kita memang benar-benar serius memperjuangkan apa yang telah kita ikrarkan dalam sumpah pemuda.

0 comments:

Posting Komentar

 

lafalofe Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates