07 Agustus 2010
Redenominasi itu menarik
Rencana Redenominasi mata uang yang digulirkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution akhir-akhir ini nampaknya menyedot banyak perhatian dari berbagai kalangan di tanah air.Rencana Redenominasi yang masih berupa studi BI ini nampaknya sudah masuk ke Ruang Publik dan memuci pro dan kontra di kalangan masyarakat, bahkan banyak kalangan masyarakat yang mengasumsikan redenominasi itu sama dengan sanering
Menurut beberapa kalangan dan pakar di bidang ekonomi, rencana redenominasi ini adalah rencana yang belum perlu di lakukan mengingat kondisi perekonomian yang masih belum stabil dan masih di bayangi pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif, para pakar yang agaknya kontra terhadap rencana redenominasi ini mengemukakan sebaiknya BI lebih berfokus pada penguatan ekonomi makro dan agak sedikit bersabar karena redenominasi ini dinilai akan menyedot banyak anggaran di APBN untuk keperluan cetak uang baru secara massive dan sosialisasi mengenai redenominasi ini keseluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat kelas atas, menengah, maupun kelas bawah, intinya sosialisasi ini harus mampu secara efektive menyentuh masyarakat di tingkat grass root sekalipun
Namun, beberapa kalangan dan pakar yang pro terhadap rencana redenominasi ini mengemukakan bahwa redenominasi merupakan langkah jangka panjang yang menarik dan patut di dukung karena dengan melakukan redenominasi berarti secara langsung melakukan efisiensi dan simplifikasi terhadap nilai mata uang negara kita
oke mungkin anda agak sedikit bingung, apa sih redenominasi itu, perbedaannya dengan sanering, bagaimana redenominasi jika ditinjau dari segi Teknologi informasi, serta bagaimana peran IT dalam mendukung kebijakan redenominasi pemerintah, atau dalam hal ini kebijakan Bank Indonesia, mari kita bahas satu per satu
Apa itu Redenominasi
Secara istilah, kata redenominasi ini dibagi menjadi dua suku kata, yaitu Re dengan Denominasi, Denominasi bisa diartikan sebagai pecahan, jadi Denominasi mata uang berarti pecahan mata uang yang merujuk pada nilai nominal suatu mata uang yang berlaku di suatu negara, jadi redenominasi jika diartikan secara keseluruhan adalah penyebutan atau penyederhanaan kembali pecahan mata uang yang berlaku di sutu negara, misalnya Rp 1000 akan di sedehanakan menjadi Rp 1 dengan makna dan nilai yang tidak berubah, misalnya jika dengan Rp 1000 anda bisa membeli biskuit maka jika terjadi redenominasi anda tetap bisa membeli biskuit dengan spesifikasi yang sama dari sebelumnya dengan harga Rp 1
Perbedaan Redenominasi dengan sanering
Banyak kalangan awam tidak setuju dengan redenominasi karena salah persepsi, mereka mengartiken redenominasi ini sama halnya dengan sanering, padahal dari segi sebab, manfaat, istilah saja sudah sangat berbeda, kalau redenominasi merupakan upaya untuk menyederhanakan nominalnya, jika sanering bisa jadi untuk memotong daya beli masyarakat karena sudah sedemikian parahnya inflasi yang terjadi di suatu negara, sebagai contoh, jika dengan redenominasi kita bisa membeli biskuit yang tadinya harganya Rp 1000 hanya dengan Rp 1, dengan sanering kita justru harus tetap mengeluarkan Rp 1000 untuk membeli biskuit itu, meskipun begitu penghasilan yang akan anda dapatkan akan berkurang drastis karena harga akan semakin mahal
adapun perbedaan lain yang jelas mencolok antara redenominasi dengan sanering adalah tujuannya, tujuan redenominasi adalah menyederhanakan pecahan mata uang agar lebih efisien dalam transaksi dan pencatatan administrasi, sementara sanering memiliki tujuan mengurangi jumlah uang yang beredar karena inflasi yang sedemikian tinggi (HiperInflasi)
Memandang redenominasi dari sisi IT
Jika kita memandang redenominasi dari sisi IT tentunya sisi positif akan jauh lebih berat di banding sisi negatif yang nyaris 0, karena dengan adanya redenominasi mata uang, berarti akan ada sisi efisiensi dari segi saving memori lokal, efisiensi bandwith, mencegah brainware salah dalam melakukan input data, berpengaruh positif terhadap green computing, dan lain sebagainya, intinya redenominasi ini akan berpengaruh besar terhadap efisiensi dalam teknologi Informasi, untuk lebih jelasnya saya juga membuat artikel yang khusus membahas manfaat redenominasi untuk IT dan peran IT dalam mendukung kebijakan redenominasi di web ini juga, namun akan di publish setelah artikel ini :)
ok mungkin segini dulu, friend, semoga bermanfaat bagi anda dalam lebih memahami dan mengerti serta menganalisis rencana kebijakan pemerintah dalam melakukan Redenominasi mata uang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sepertinya menarik neh mas
BalasHapus=D
Satu problem yang menarik untuk diperhatikan, jika benar2 mau denominasi. Tentang kompleksitas transaksi. Barang Rp. 8500, bisa dibayar dengan Rp. 4500 uang lama dan Rp. 4 uang baru.
BalasHapusHuman error sangat mungkin terjadi untuk hal2 ini.